PENGEMIS SIMPANG JALAN

Di simpang jalan pengemis lusuh berwajah muram mengemis harapan, harapan didapat dari orang-orang diperempatan. Maka terlintaslah senyuman si pengemis lusuh di simpang jalan, sebagian orang memberi sebagian orang mengasihani dengan wajahnya yang tak berseri, rasa kasihan tak mengenyangkan dan diberipun tak mencukupi sang pengemis lusuh di simpang jalan.

Pengemis tetaplah pengemis yang terus mengemis walau harus menangis, Di lain jalan terlihat pengemis bersukacita dengan kostum badutnya, dilambaikan tangannya, dihiburnya orang orang demi senyum anak semata wayang yang bernyanyi dengan riang.

Pengemis yang bersukacita menikmati pekerjaannya, riang tawa anaknya meluluhkan hati dan keresahannya jika tak dapat membeli makan untuk anaknya, siang sampai petang ,pantang pulang sebelum membawa uang, Petang terlalui pengemis pergi membawa rezeki. Tetapi pengemis tetaplah pengemis yang terus mengemis walau harus menangis.

Pengemis di simpang jalan, ada yang muram ada yang bersuka cita, yang muram mungkin tersingkirkan preman berseragam yang tak dapat iuran. Ini kisah pengemis simpang jalan, diwaktu teriknya siang menuju gelapnya malam.

Komentar

Postingan Populer